[Review Novel Yorick] Serba-Serbi Isi Novel Yorick


Gambar: Galeri Pribadi


Yorick, buku novel yang ditulis oleh Kirana Kejora menjadi pusat perhatian saat ini. Buku yang diterbitkan oleh PT.  Nevsky Prospekt Indonesia dengan ISBN: 978-602-528-830-2. Kepiawaian seorang penulis meracik sebuah kata sehingga menghasilkan sebuah karya dengan tebal buku 346 halaman.

Ternyata di dalam buku setebal itu terselip sebuah 'mantra'. Iya, saya menyebut kata yang ada di dalamnya sebagai mantra. Saya akan jelaskan tapi nanti.


Selain mantra, di dalam novel Yorick terdapat sebuah pelajaran kehidupan. Kisah yang sangat inspiratif. Gaya bahasanya mudah dipahami, meski di dalamnya, ada yang menggunakan bahasa luar dan bahasa daerah. Pembaca akan diajak berpetualang, menyelusuri beraneka ragam peristiwa yang akan dialaminya.

Setelah membaca rasa penasaran akan muncul dan ingin melakukan suatu hal.  Jangan sampai buku Yorick hanya terpajang begitu saja tanpa memiliki dan membacanya karena itu membahayakan.


Tiga Kata Mantra: Sabar, Yakin dan Mencoba



Setiap orang memiliki cobaan dan ujian dalam kehidupan pasti berbeda-beda. Seperti Mak Encum selalu mengajarkan Yorick untuk sabar di tengah kekurangannya. Apa lagi Yorick kecil, ia terus cemberut jika neneknya bilang sabar. 

"Mak, saya pingin mobil-mobilan."
"Iya, sabar."
"Sabar terus."
"Orang sabar disayang Allah."



Kata 'sabar' Yorick menerapkan dalam kehidupannya. Masa kecil Yorick benar-benar sangat diuji hingga dewasa. Ujian dan cobaan Yorick jalani dengan perasaan yang berbeda-beda. Jika mengingat wejangan dari Mak Encum, Yorick menjadi semangat.

Yorick kecil sering menjadi bulan-bulanan oleh trio Y: Yayan, Yana, Yanu. Mereka sering pamer dengan mainan yang ia punya. Mengejek dan mengerjai Yorick itu adalah sudah biasa mereka lakukan. 

Di waktu yang sangat penting bagi Yorick. Mereka sengaja melempar sepatu Yorick yang kebesaran padahal Yorick sudah mengganjal dengan koran agar tidak terlepas.

Teriakan Yayan di saat Yorick dipanggil sebagai komandan, membuat pusat perhatian, "Komandannya sepatu hanya satu!"
Yana menyahut," Sepatunya dicaplok naga hejo!"
Kegaduhan pun tercipta mengundang tawa sebagian murid.

Yorick hanya pasrah, mendapat perlakukan tidak menyenangkan hal seperti itu sudah terbiasa dilalui makanya ia tidak peduli. Diam adalah caranya.

Buah kesabaran membawa namanya melejit, menjadi pribadi yang berhasil membangun kerajaan bisnis. Cobaan terus menghampiri, sabar adalah kuncinya.


Sing penting kudu yakin ora ana sing ora mungkin artinya Yang penting yakin tidak ada yang tidak mungkin. Peribahasa orang ngampak yang sering menjadi wangsalan ketika didera masalah dan keinginan yang belum tercapai.


Yorick selalu yakin dengan apa yang dikerjakan dan apa yang diimpi-impikan. Yakin adalah sebuah modal baginya. Disaat temanya meragukan,  ia masih tetap dengan keyakinannya.

Yakin dan terus mencoba, Yorick selalu mencoba dengan apa yang belum diketahuinya. Usaha tanpa bekerja tidak akan menuai hasil. Kita tidak akan pernah tahu hasilnya tanpa mencoba.
Ia terus saja mencoba dan terus mencoba. Gagal satu kali itu bukan masalah. Gagal seratus kali Yorik tidak pernah menyerah. Yorick menggangap itu bukan seberapa dibandingkan Thomas Alva Edison yang sudah gagal 999 kali. Thomas baginya sebagsi patokan untuk memicu semangatnya.

HOROR

Menurut saya mengkritik adalah suatu yang horor. Lebih enak dikritik daripada mengkritik. Apa yang akan saya kritik, suatu hal yang sering saya lakukan juga hehehe.
Binggung mulai dari mana. Terkadang ada orang yang sengaja melakukan typo, sebagai trik agar status yang dibuat di media sosial banyak yang berkomentar dan menambah keakraban serta mendapat ilmu.

Typo yang ada dalam novel, kuyub seharusnya kuyup (hal 148).
Kurang tanda sepasi, dikalimat:
Anehnya,ia.... (hal 215)
Tragis, dramatis,tiga.... (hal 214)
Tidak ada tanda titik di akhir kalimat (hal 258 dan 273) di paragraf paling bawah.

Penulisan yang tidak sesuai dengan KBBI
Naas seharusnya Nahas (hal 33)
Mesjid - Masjid (hal 43, 148, 152, 154 dan 175)
Wudhu-Wudu (hal 153)
Takhlukan - Takluk (hal 196)
Penakhluk - Penakluk (hal 196)
Telpon - Telepon (hal 279, 289)
Di undang - diundang (hal 268)
Di jodoh-jodohkan seharusnya Dijodoh - jodohkan (hal 270)
Menakhlukannya - Menaklukkannya (hal 729)

Saya juga bingung, kenapa banyak dialong yang memakai tanda titik tiga (...) di akhir kalimat?
Seperti : "Nev..."
"Mak ... takut..."

Setahu saya tentang tanda elipsi, jika digunakan diakhir kalimat maka ditutup dengan tanda empat titik (....) jika ditengah memakai tiga titik (...) semoga ada yang mau menjelaskan.

Teka - Teki Sebuah Gambar di Cover


Gambar hasil editan



Menurut pendapat saya. Gambar yang ada dalam cover novel Yorick penuh dengan teka-teki. Tapi, saya sangat suka  dengan gambar yang bernuangsa zaman dulu. Bukan di novel saja, di filem juga iya. Gambar yang disajikan membuat mata terhipnotis. Sosok perempuan yang memiliki kulit yang tidak kencang lagi, duduk dengan merangkul bocah dengan mimik wajah sedih. Terlihat dari wajah yang sepertinya menahan air mata agar tidak keluar. Penasaran dengan apa yang akan disajikan dalam novel. Sebenarnya apa itu Yorick?

Setelah membaca bab pertama, sepertinya saya tertipu. Ternyata yang ada dalam novel bukan cerita sosok bocah melainkan orang yang sudah dewasa. Masih menerka - nerka dalam pikirin. Sepertinya tidak ada hubungannya dengan gambar. Setelah netra berselancar melalui lembaran hingga ke bab berikutnya, baru menemukan alur cerita. Alur yang dipermainkan oleh penulis adalah alur maju dan mundur. Setting waktu dan tempat juga sepertinya dipikirkan secara matang.

Barulah saya paham, Oh, gambar yang ada di cover depan ternyata sosok nenek yang luar biasa dengan cucunya yaitu Yorick kecil.

Melihat gambar telapak kaki Yorick yang satu gelap dan terang. Membuat saya berpikir lagi, sepertinya ini ada hubungan ketika Yorick memakai satu sepatu. Jika itu benar adanya... pokoknya keren.

Rasanya belum pas, jika belum menyelesaikan teka-teki dengan sempurna. Buku diterawang seperti mbah dukun menerawang keluhan pasien. Masa iya? Buku dengan harga lumayan di kantong, tidak ada pembatas buku. Dibolak-balik seperti gorengan tempe. Siapa tahu terselip, hasilnya pun nihil.

Setelah melakukan penerawangan baru terpikirkan. Terlintas ada dua tekukan di pinggir buku. Saya pun tersenyum serta bergumam, "Cover buku multifungsi."


Cover bukan sebagai penutup saja melainkan ada bagian pinggir yang bisa dijadikan sebagai pembatas buku. Tambah nendang lagi, disetiap tekukan terdapat kata kutipan dan gambar Yorick saat kecil dan dewasa. Cover buku dirancang dengan apik. Pembatas buku yang unik sehingga tidak gampang terjatuh maupun hilang.


Jejak-Jejak Yorick


Sebuah cerita jika disajikan tanpa konflik, tanpa peran antagonis rasanya tidak seru dan menjadi hambar.

Kirana Kejora meracik bumbu - bumbu dalam novel sangatlah pas. Apa lagi penulis memberi ruangan pembaca untuk berleluasa berimajinasi sehingga tidak jenuh. Plot Twist yang disajikan membuat saya menduga seperti paranormal dan ternyata hasil dugaan itu menyimpang dari apa yang saya pikirkan.

Marah, benci, semangat, sedih, bahagia dan tercerahkan. Perasaan seperti itu yang muncul setelah membaca kisah Yorick. Berarti tulisan yang ada dalam novel Yorick berhasil dan berhasil meninggalkan jejak di hati pembaca.

Yorick, petarung ulung yang berani menghadapi badai kehidupan dan menjadikan kesulitan sebagai sahabat.

"Tak pernah patah, tak akan menyerah terus melangkah." - Yorick-


Penasaran dengan kisahnya silahkan beli bukunya atau download aplikasinya di Play Store. Yorick. Id atau kunjungi
www.novelyorick.com

Tegal, 10 April 2019 

Komentar

  1. Hatur nuhun telah bersahabat dengan Yorick. Selamat menanti filmnya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar tak mengenal usia

Cerpen Hans